Menyibak Blogger Dengan Pendekatan Filsafat

Menyibak blogger dalam sudut pandang filsafat dirasa sangat perlu. Blogger sebagai agent of change generasi baru memiliki peran besar dalam menggiring ideologi penikmatnya. Sebagaimana yang dilansir dari situs Majelis Pena, seorang blogger bukan hanya sebagai pemburu dollar, tapi eksistensinya sudah melampaui batas kemampuannya.

Menyibak blogger dengan pendekatan filsafat akan menampilkan pemahaman yang lebih radikal, kritis dan komperhensif. Jika selama ini hampir semua orang memandang blogger sebagai pegiat online semata, tapi dengan pendekatan filsafat blogger bisa dimaknai sebagai Wakil Tuhan, penggerak yang tidak bergerak (Aristoteles), dan juga Agent of Change generasi baru.


Setidak-tidaknya ada 3 poin yang akan kita dapatkan jika filsafat sebagai pisau analisa. Apa saja itu dan bagaimana pengaruh yang dibawakannya?

Pertama, secara eksistensi blogger sudah menempati wakil Tuhan bagi sebagian besar manusia.

Pembicaraan tentang ketuhanan menjadi hal yang cukup menarik dalam kajian filsafat. Akan banyak sekali konsep ketuhanan yang akan ditawarkan. Mulai dari filsuf alam era Thales, sampai era filsuf logosentris era Plato dan Aristoteles.

Hampir semua sepakat bahwa Tuhan tidak mungkin bisa dihadirkan tanpa ada sifat ketuhanan yang melekat didalamnya. Berangkat dengan adanya sifat ketuhanan, manusia bukan hanya memahami adanya Tuhan, melainkan bisa menambah jumlah Tuhan.

Ini karena manusia mampu menemukan sifat ketuhanan pada sesuatu yang mulanya tidak dianggap Tuhan. Artinya adalah karena salah satu sifat Tuhan sebagai tempat penyandaran bagi kelemahan manusia, karenanya manusia tidak hanya menyakini, tapi juga menambah Tuhannya.

Lantas apa relevansi dengan blogger? Apakah blogger juga memiliki sifat ketuhanan?

Tidak semua manusia sadar bahwa mereka lebih menggantungkan dirinya pada blogger ketimbang usahanya sendiri. Sikap menggantungkan, candu, dan bahkan ketergantungan hidup adalah sejumlah sikap penyandaran diri pada hal yang dianggap mampu mengatasinya.

Cukup rumit memang, tapi setidaknya ada satu titik poin besar yang menyamakan blogger dengan Tuhan. Itu adalah sebagai obyek penyandaran diri atas ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi kelemahaannya. Dengan begitu, blogger yang dirasa mampu menjawab akhirnya dijadikan sebagai tempat begantung dan juga bernaung.

Dikit-dikit google, dikit-dikit google, ini adalah pembuktian adanya sikap menyandarkan pada hal yang dirasa mampu menjawabnya, padahal ia mampu bila ada usaha. Namun sayangnya hanya sebagian kecil manusia yang memahami ini.

Setelah kita paham bahwa blogger juga menempati posisi ketuhanan yang sifatnya abstraksi, patut rasanya sebagai blogger untuk lebih menata diri. Jika niat awal berjalan untuk mencari pundi-pundi dollar, maka berjalanlah dengan sehat, bukan berjalan dengan jahat.

Jika langkah pertama berjalan untuk menjadi penulis, maka jalankanlah secara ikhlas, bukan dengan copas. Sebab sadar atau tidak, sedikit banyaknya dari peran kita, ada nilai ketuhanan disana. So, jadilah Blogger yang sehat dan bermanfaat.

Kedua, blogger seperti halnya apa yang dikatakan Aristoteles “Penggerak yang tidak bergerak".

Poin kedua masih memiliki kesinambungan dengan poin pertama. Jika di poin pertama blogger mewarisi sifat ketuhanan, maka di poin kedua blogger mampu menggerakkan kehidupan tanpa harus menggerakkan dirinya.

Apakah blogger sangat berpengaruh?

Seperti halnya yang telah saya tulisankan, blogger juga berbicara soal pengaruh. Karena sifat mendasarnya adalah online (baca : menembus waktu, usia, tempat), blogger dengan mudah membuat gelombang suara ke permukaan dunia hanya dengan beberapa klik saja. Tidak hanya itu, dengan gagasan yang dibawanya, blogger juga mampu membalikkan ideologi manusia dengan sangat mudah.

Tidak perlu penjelasan yang panjang lebar untuk memahami poin ini. Cukup melihat beberapa blogger holic yang namanya sudah melambung kepermukaan, seperti Mas Sugeng. Berbekal web sederhana yang super power, Mas Sugeng mampu menggeser pemahaman sebagian besar blogger bahwa penyedia hosting terbaik adalah Rumah Web, benar atau tidak?

Coba kita bergeser sedikit, cobalah melihat Mojok, Qureta atau media yanh lain. Hanya dengan satu website, mereka mampu menggerakkan ratusan ribu manusia berkat ide gagasan yang disampaikannya. Yang awalnya ia tidak faham tentang makna politik sosial, ia jadi faham politik sosial. Yang mulanya tak kenal dengan Filsafat, ia bisa mengenal filsafat.

Apa nama semua ini jika bukan penggerak yang tidak bergerak. Saya katakan tidak bergerak karena sifatnya hang terus bergerak dan bergerak. Dan yang tidak bergerak adalah gerakan itu sendiri.

Saran terbaik bagi seorang blogger yang paham akan ini adalah, jadilah seorang blogger yang memiliki daya pengaruh positif. Wajib adanya sikap sadar diri bahwa blogger mampu menggerakkan manusia hanya dengan beberapa klik. So, sadarlah bahwa blogger bukan sekedar pemburu dollar, tapi juga penggerak yang tidak bergerak.

Ketiga, Blogger sebagai Agent of Change
Di era reformasi, peran mahasiswa begitu dirasakan sebagai Agent of Change. Berkat kiprahnya, reformasi bisa kita rasakan sampai saat ini. Nilai pengaruh yang dibawanya cukup memiliki perhatian dihadapan pemerintah. Karenanya tidak heran jika mahasiswa disebut sebagai agen perubahan, selain karena cerdas secara intelektual, suara mahasiswa juga lebih didengarkan.

Tak ubahnya dengan blogger. Di era digital blogger menempati urutan pertama sebagai lorong suara masyarakat. Semua bisa berpendapat, berbicara dan juga memutuskan. Terlebih suaranya bisa didengar oleh semua orang.

Coba kita tengok nuansa media ketika Jokowi terjadi kesalahan dalam memilih menteri. Kesana kemari kita akan menemukan jutaan suara rakyat yang meneriakkan ketidaksetujuannya. Alhasil adalah, kita yang awalnya tidak tahu apa-apa kini jadi ikut nimbrung. Yang mulanya suara rakyat tak begitu di dengar, kini dijadikan analisa keputusan.

Benar adanya memang, blogger mampu menjadi agen perubahan. Suara yang kecil mampu dibesarkan. Satu gagasan biasa mampu menjadi luar biasa. Kesemua itu berkat adanya blogger. Yakni seorang manusia yang bersuara melalui media yang tak terbatas, mampu menembus waktu, usia dan tempat, tidak lain adalah internet.

So, jadilah Agent of Change yang berpengaruh, yang tidak hanya sekedar berbagi informasi, tapi juga membawa nilai pembaharuan bagi sesama.

Salam kenal dari Mas Halfi

No comments for "Menyibak Blogger Dengan Pendekatan Filsafat"


=> CLOSE ADS KLIK 2X <=